JAKARTA — Elit PDI Perjuangan menyikapi pernyataan mantan Bupati Indramayu sekaligus suami Anna Sophanah, Irianto

JAKARTA — Elit PDI Perjuangan menyikapi pernyataan mantan Bupati Indramayu sekaligus suami Anna Sophanah, Irianto MS Syafiuddin (Yance), yang menyebut kader PDIP seperti preman, sebagai sikap yang arogan.

“Pernyataan Yance menyebut bahwa kader PDI Perjuangan sebagai preman, sangat tidak etis dan menunjukkan bahwa Yance arogan dan otoriter,” tegas Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Waras Wasisto, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (9/11).

Ia menjelaskan bahwa PDI Perjuangan sebelumnya pernah mengeluarkan pernyataan mengajak masyarakat untuk memerangi kezaliman yang terjadi dalam proses Pilkada Indramayu. PDI Perjuangan mencium ada indikasi persekongkolan antara penguasa atau incumbent Hj. Anna Sophanah yang tidak lain adalah istri Yance, dengan penyelenggara Pilkada dari tingkat Kabupaten hingga tingkat Desa.

“Ada indikasi tekanan incumbent terhadap penyelenggara Pilkada, dan PDI Perjuangan mengingatkan itu, bahwa penyelenggara Pemilu harus netral. Justru saya merasa heran, kenapa Yance kebakaran jenggot dan menganggap pernyataan kami tersebut sebagai preman,” tanya Waras.

Ia justru balik menantang Yance untuk bertarung secara jantan dan sportif dalam Pilkada Indramayu serta tidak memanfaatkan kekuataannya sebagai incumbent untuk melakukan tekanan terhadap masyarakat.

“Biarkan Pilkada ini berjalan demokratis, bebas dari kecurangan, dan politik uang, biarkan masyarakat memiliki independensi untuk menentukan pilihannya berdasarkan hati nuraninya sendiri,” kata Waras.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat tersebut menegaskan bahwa seluruh kader PDI Perjuangan Indramayu tidak gentar melawan dinasti keluarga Yance, dan seluruh kader bertekad akan bersatu melawan segala bentuk kecurangan dan intimidasi. (rol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *